Pesertadidik mempelajari perencanaan usaha bidang konversi energi sebagai berikut. 1. Ide dan peluang usaha produk sistem teknik. 2. Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha bidang konversi energi. 3. Administrasi usaha produk sistem teknik. 4. Kebutuhan pasar terhadap produk konversi energi. Kemudianbuatlah laporan identifikasi aneka ragam kemasan produksi kerajinan tersebut! Tugas Individu - 5 1. Buatlah rancangan kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerahmu! 2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan! 3. Siapkan peralatan keselamatan kerja! 4. ELaporan Kegiatan Pembuatan Produk Bidang Konversi Energi Laporan kegiatan. E laporan kegiatan pembuatan produk bidang konversi. School KCA University; Course Title FINANCE KCA/2104; Uploaded By randadarkangel. Pages 135 This preview shows page 132 - 135 out of 135 pages. Jawaban 3 mempertanyakan: Laporan usaha produk rekayasa konversi energi disusun secara dan Strategipromosi produk peralatan konversi energi E. Biaya yang selama ini gunung digunakan untuk. Promosi merupakan salah satu cara agar masyarakat teredukasi untuk menggunakan produk peralatan konversi energi. Jika membutuhkan daya output yang lebih besar, sel surya disusun dalam bentuk modul. Pengemasan Produk Bidang Konvesi Energi PerubahanEnergi Listrik Menjadi Bentuk Energi Lain Disebut 26 June 2022; Produk Rekayasa Penghasil Bunyi 26 June 2022 Jawaban yang benar - Laporan usaha produk rekayasa konversi energi harus disusun secara dan - studystoid.com WirausahaRekayasa Bidang Konversi Energi . Pdf Lengkap ⋆ Kata Pengantar - Daftar Isi - Bab I - Bab II - Bab Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi ini sehingga kami mengharapkan. Asia (Jeff Schwartz) PETA Materi wirausaha produk rekayasa bidang konversi energi. Kategori Laporan usaha produk rekayasa konversi energi harus disusun secara dan - esmarttteacherid.com KelasXI harus mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata, menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan pasar xVMe1. Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin meningkat. Pemerintah terus mendukung pembangunan kawasan industri untuk dapat meningkatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2014, p. 3. Kawasan Industri dalam definisi tersebut merupakan tempat berlangsungnya kegiatan industri yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Tujuan pembangunan kawasan industri secara tegas dapat disimak di dalam Keppers Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri pada pasal 2 yang menyatakan pembangunan kawasn industri bertujuan untuk, a Mempercepat pertumbuhan industri di daerah, b Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, c Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri dan d Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Sektor industri memiliki peran strategis dan penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan, selain itu sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa benturan aktivitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. Seperti contoh terjadinya konflik antara masyarakat sekitar dengan industri tersebut yang berkaitan dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pemcemaran lingkungan baik cair, gas/udara, padatan akibat Figures - uploaded by Murni MurniAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Murni MurniContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Penerapan Rekayasa Lingkungan di PT. Unilever Indonesia yang Berkelanjutan Oleh Murni 196000100111018 Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan, Dosen Prof. Amin Setyo Leksono, BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin meningkat. Pemerintah terus mendukung pembangunan kawasan industri untuk dapat meningkatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2014, p. 3. Kawasan Industri dalam definisi tersebut merupakan tempat berlangsungnya kegiatan industri yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Tujuan pembangunan kawasan industri secara tegas dapat disimak di dalam Keppers Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri pada pasal 2 yang menyatakan pembangunan kawasn industri bertujuan untuk, a Mempercepat pertumbuhan industri di daerah, b Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, c Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri dan d Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Sektor industri memiliki peran strategis dan penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan, selain itu sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa benturan aktivitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. Seperti contoh terjadinya konflik antara masyarakat sekitar dengan industri tersebut yang berkaitan dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pemcemaran lingkungan baik cair, gas/udara, padatan akibat aktifitas industri. Untuk mengurangi dampak industri tersebut, dibutuhkan komitmen semua pihak yang terlibat dengan kegiatan industri untuk menjaga kelestarian lingkungan Dr. Ir. Fatah Sulaiman, 2016 Salah satu dampak dari aktivitas industri tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Limbah tersebut tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses dari hulu ke hilir yaitu proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen. Supply Chain Management SCM yang berorientasi terhadap lingkungan disebut Green Supply Chain Management GSCM. Limbah dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas supply chain merupakan sumber utama masalah pencemaran lingkungan diantaranya pemanasan global dan hujan asam Jacqueline 1995. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan industri adalah dengan penerapan Eco Industrial Park EIP yaitu pengembangan kawasan industri hijau green industrial park dengan membangun sistem penanganan limbah secara terpadu dengan menggunakan teknologi Dr. Ir. Fatah Sulaiman, 2016. Penggunaan teknologi diharapkkan dapat menangani, mengolah dan memanfaatkan limbah yang dihasilkan industri agar tidak merusak lingkungan. Selain itu dalam pengelolaan industri juga harus memperhatikan teknik pengelolaan yang sinergi dengan limbah yang dihasilkan. Para pelaku usaha harus proaktif melakukan pengelolaan limbah tidak hanya setelah limbah terbentuk, tetapi sejak awal pengelolaannya diupayakan sedemikian rupa mulai dari bahan baku sampai akhir pemakaian produk agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin. Perencanaan untuk pengelolaan limbah industri tentu sudah menjadi kewajiban dan menjadi syarat untuk mendapatkan perizinan pembangunan industri, hal ini di atur dalam Peraturan Pemerintah Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. Untuk itu, perusahaan mencoba melakukan beberapa teknik pengelolaan untuk menangani limbah yang dihasilkan dari setiap kegiatan industri mulai dari pra produksi sampai pasca produk atau yang disebut sebagai Rekayasa Lingkungan. Menurut Sumarno, rekayasa lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan disamping membuat perangkat undang-undang mengenai lingkungan hidup. Aktifitas yang dilakukan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu usaha rekayasa pencemaran atmosfir udara, usaha rekayasa pencemaran hidrosfir air dan usaha rekayasa pencemaran litosfir tanah. Pada pembahasan ini penulis ingin menggambarkan bagaimana penanganan dan pengelolaan limbah yang terdapat di area industri PT. Unilever Indonesia dengan aktivitas rekayasa lingkungan Sumarno, 1997. Ruang Lingkup Pada pembahasan ini terfokus pada 1. Sistem pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia 2. Pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia dengan menggunakan teknologi dan non teknologi BAB II PEMBAHASAN Profil Perusahaan Unilever Indonesia merupakan perusahaan mutinasional yang berpusat di Belanda yang telah memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan perawatan tubuh yang hampir digunakan masyarakat dunia. Sejak tahun 1933 Unilever Indonesia terus tumbuh secara positif didorong oleh berbagai upaya transformasi berkesinambungan, baik melalui inovasi yang diluncurkan, maupun melalui upaya digitalisasi dalam beberapa aspek operasional bisnis yang kami miliki. Unilever Indonesia juga terus meningkatkan kapabilitas secara berkelanjutan. Menurut Unilever keberlanjutan merupakan inti usaha adanya industri. Upaya transformasi yang dilakukan selalu dilandasi oleh nilai-nilai keberlanjutan. Melalui Unilever Sustainable Living Plan USLP Unilever tidak berhenti memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di Indonesia. Semua ini sejalan dengan tujuan USLP yaitu meningkatkan kesehatan, mengurangi jejak lingkungan, dan meningkatkan penghidupan manusia. Selain itu pertumbuhan yang berkelanjutan adalah satu-satunya model yang dapat diterima oleh dunia PT Unilever Indonesia, 2018. Pencapaian keberlanjutan diukur terhadap tiga pilar utama USLP. Inisiatif untuk terus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mengurangi jejak lingkungan dan meningkatkan mata pencaharian berada pada jalur yang benar dan berjalan dengan sukses. Sebagian besar kegiatan telah ditingkatkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, Unilever Indonesia mencatat pertumbuhan laba 30,1% dibandingkan tahun sebelumnya PT Unilever Indonesia, 2018. Pertumbuhan ini juga disebabkan oleh lingkungan ekonomi, sosial dan politik di Indonesia. Untuk itu, penggunaan teknologi merupakan hal yang penting dalam penanganan dan pengelolaan untuk mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan oleh Unilever. Sistem pengelolaan limbah PT. Unilever Indonesia Dampak dari kegiatan industri pada dasarnya adalah limbah yang dihasilkan dari setiap proses yang berjalan sampai hasil atau produk dari Unilever. efisiensi dalam produksi dampak lingkungan Unilever terbagi atas dampak yang berasal dari luar dan dari dalam. Dampak dari luar seperti penggunaan sumberdaya dan energi, sedangkan dampak dari dalam seperti limbah cair dan sampah. Oleh karena itu, Unilever menerapkan Sistem Pengelolaan Lingkungan atau Environmen Management System EMS berdasarkan ISO 14001. Elemen penting dari EMS Unilever adalah menetapkan dan meninjau sasaran berdasarkan indikator kinerja utama. Setiap tahun Unilever mengumpulkan data dari pabrik-pabrik berupa pengukuran kinerja lingkungan yang penting berupa Laporan Keberlanjutan PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pembahasan ini, penulis akan membahas hasil dari laporan keberlanjutan Unilever di tahun 2018 dengan judul laporan “Transformasi untuk masa depan berkelanjutan. Laporan ini merupakan laporan yang menunjukan adanya keseriusan Unilever dalam memperbaiki sistem pengelolaan limbah dan evaluasi produk yang menganut atau mencoba menerapkan industri yang medukung Susitainable Development Goal’s atau tujuan pembangunan berkelanjutan PT Unilever Indonesia, 2018. Uniever memiliki tiga sasaran besar dalam menjalankan industrinya, yaitu 1. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan untuk lebih dari 1 Miliar orang Pada tahun 2020, Unilever akan membantu lebih dari satu miliar orang diseluruh dunia untuk mengambil tindakan guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan tindakan keseharan dan kebersihan dan kegiatan meningkatkan nutrisi. 2. Mengurangi dampak terhadap lingkungan hingga separuhnya Pada tahun 2030, Unilever menargetkan untuk mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan dari pembuatan dan penggunaan produk kami hingga separuhnya dengan tetap mengembangkan bisnis. Fokus target ini mengenai Gas rumah kaca, penggunaan air, limbah dan kemasan dan pembelia bahan baku yang berkelanjutan. 3. Meningkatkan penghidupan untuk jutaan orang Pada tahun 2020, Unilever akan terus mencoba untuk meningkatkn penghidupan jutaan orang diseluruh dunia sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya. Dengan mempertimbangkan keadilan di tempat kerja, peluang bagi perempuan dan bisnis inklusif. Tiga sasaran besar tersebut adalah sebagai bentuk tindakan yang berdasarkan pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nation. Proses yang dilakukan Unilever dari produksi sampai pascaproduksi dapat digambarkan pada gambar dibawah ini Gambar A Summary of the Packaging Life Cycle Pada gambar diatas digambarkan proses dari produksi sampai penggunaan kepada konsumen. Selanjutnya untuk proses yang dilakukan setelah penggunaan sudah digambarkan jelas bahwa hasil dari penggunaan tersebut akan dilakukan proses pengelolaan seperti landfill, reuse or return, recycle dan compost untuk bahan yang biodegradable seerti plastik dan kertas. Dalam ekstraksi bahan baku akan dilakukan composting, dalam proses packaging akan di lakukan recycle dengan menjadikan produk yang gagal untuk diolah kembali, selanjutnya dalam proses yang dilakukan retail akan dilakukan reuse atau return jika terdapat produk yang sudah expired dan setelah pembuangan akan dilakukan penyelesaian dengan metode landfil pemusnahan PT Unilever Indonesia, 2018. Upaya Unilever dalam mengurangi limbah sudah dimulai serius dilakukan pada tahun 2003 misal dalam hal penggunaan energi dan air, Unilever menyatakan bahwa sejak 2003, pabrik Unilever telah menerapkan berbagai program untuk mengurangi konsumsi energi. Program ini telah mengurangi jumlah penggunaan energi pabrik sebanyak 37% dibandingkan 2005. Sejak 2005, pabrik Rungkut telah berhasil mengurangi kebutuhan air dan mengurangi pembuangan air limbah dari proses produksinya melalui pemasangan unit pengolah air limbah reverse osmosis. Teknologi ini menyediakan pengolahan air limbah canggih yang memungkinkan pemanfaatan air buangan hasil daur ulang untuk boiler dan menara pendingin. Sementara itu, limbah domestik dari toilet dan aktivitas pencucian masih dikirimkan langsung ke saluran limbah milik kawasan industri Ninita, 2016. Selanjutnya untuk penanganan Limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 yang telah dilakukan yaitu bahwa limbah B3 ini disimpan dalam ruang penyimpan khusus, sebelum dibuang ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri PPLI, sebuah perusahaan pembuangan limbah B3 yang memenuhi standar lingkungan Indonesia dan internasional. Limbah padat dari kegiatan pencucian reaktor dipandang sebagai limbah B3 dan karena itu dikirim ke PPLI untuk pengolahan yang baik dan benar. Sedangkan untuk limbah yang tidak berbahaya Unilever bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia AIDUPI, kami memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk membuat produk plastik seperti ember atau keset. Limbah lain seperti drum kosong dan palet juga dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur ulang Novrian, 2020 Selain itu, Unilever berupaya mengurangi jumlah limbah tidak berbahaya yang dihasilkan pabriknya yang mencakup limbah domestik, serta produk dan kemasan yang tidak layak jual/pakai. Unilever berupaya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang limbah tersebut. Limbah yang tidak dapat dipakai atau didaur ulang lagi akan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kini, lebih dari ton/tahun limbah pabriknya dipakai lagi atau didaur ulang oleh pihak ketiga. Bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia AIDUPI, mereka memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk membuat produk plastik seperti ember atau keset. Limbah lain seperti drum kosong dan palet juga dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur ulang. Dengan demikian, jumlah limbah yang didaur ulang terus meningkat sejak 2004 Ninita, 2016. Unilever juga berhasil mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir melalui cara inovatif untuk membuang lumpur dari instalasi pengolahan air limbah. Jumlah lumpur yang dihasilkan mencapai 5 ton per hari. Pada 2006, pihak Unilever telah menandatangani nota kesepahaman dengan produsen semen PT Holcim untuk mengolah lumpur air limbah sebagai bahan baku di pabrik mereka. Sejak pendatanganan itu, Unilever tidak lagi mengirim lumpur apa pun ke tempat pembuangan akhir Ninita, 2016. Dari sistem pengelolaan limbah yang dilakukan Unilever, dapat disimpulkan bahwa upaya dalam penanganan limbah industri sepenuhnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh Unilever, oleh karena itu Unilever memerlukan pihak ketiga dalam mengatasi limbah yang dihasilkan dengan bekerjasama dengan PPLI dan AIDUPI bahkan perusahaan yang tidak berkseinambungan dengan pengolahan limbah seperti PT Holcim. Upaya lainnya terus dikembangkan Unilever dengan menggunakan teknologi yang terbarukan agar hasil dari pengelolaan ini terus optimal dan efisien. Pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia dengan menggunakan teknologi dan non teknologi Indonesia dalam mengatur industri nasional perlu melakukan pengelolaan limbah dengan baik agar bisa menerapkan konsep ramah lingkungan. Kebijakan dalam pengeloaan limbah diatur dalam beberapa undang-undang diantarnaya 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 4. Keputusan Menteri Kesehatan No 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Prasayarat Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Dsb Dalam melakukan pengelolaan limbah dibutuhkan pemanfaatan teknologi, saat ini teknologi menjadi salah satu hal yang wajib dimiliki setiap industri. Teknologi pengelolaan limbah industri harus berfokus pada pemanfaatan kembali llimbah yang digunakan di industri sekitarnya. Teknologi tepat guna diperlukan untuk mengelola sampah yang dihasilkan industri, sehingga penerapan Zero Waste dapat terus digalakkan. Di tahun 2018, unilever mengadosi pendekataan Circular Economy yaitu konsep yang akan mengubah barang pada akhir masa kerjanya menjadi sumber daya bagi orang lain, menutup lingkaran dalam ekosistem industri, meminimalkan limbah dan mengikuti metode berkelanjutan Valavanidis, 2018. Melalui pendekatan ini unilever dapat mengelola semua bahan dan limbah pada setiap tahap siklus bisnisnya secara bertanggung jawab. Semua limbah harus digunakan kembali atau didaur ulang sehingga tidak ada pembuangan ke lingkungan. Unilever berfokus pada tiga pilar pengelolaan lingkungan yaitu limbah, air dan energi. Teknologi CreaSolv Pada tahun 2017, Teknologi CreaSolv telah beroperasi untuk mendaur ulang limbah plastik fleksibel menjadi bahan baku. CreaSolv merupakan pelopor teknologi daur ulang limbah kemasan fleksibel, pasca penggunaan konsumen. CreaSolv dianggap sebagai solusi paling efisien dalam pengelolaan limbah sachet yang berlokasi di sidoarjo, Jawa Timur. Pada akhir tahun 2018, lebih dari tiga ton sampah plastik dikumpulkan setiap hari untuk diproses oleh CreaSolv. Proses yang dilalui adalah sebagai berikut Gambar Proses Teknologi CreaSolv Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga tahap proses dala teknologi CreaSolv yaitu The Fraunhofer IVV, 2020 1. Melarutkan Plastik atau polimer diekstraksi dari limbah kemasan fleksibel menggunakan cairan dan pelarut khusus untuk dikonversi menjadi larutan polimer. 2. Memurnikan Larutan polimer disaring, dimurnikan dan dipindahkan ke ruang pengeringan. Residunya dipisahkan dan diolah. 3. Mengeringkan Bahan lain diuapkan dari larutan polimer. Polimer plastik „murni‟ dikumpulkan dan diolah menjadi pelet plastik polimer. Pelet ini digunakan sebagai bahan baku untuk kemasan sachet baru. Teknologi CreaSolv diakui memiliki potensi mengurangi dampak CO2 yang dihasilkan oleh setiap ton per tahun di tiap unit operasinya atau setara dengan ton plastik fleksibel. Dalam konsep ekonomi sirkular, sampah kemasan plastik akan terus didaur ulang menjadi kemasan lagi sehingga tidak berakhir menjadi tumpukan sampah di alam. Unilever menargetkan, 100 persen kemasan plastik produknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dapat terurai menjadi kompos pada 2025. Perusahaan juga menargetkan minimal 25 persen dari plastik yang digunakan Unilever terbuat dari plastik daur ulang Dwianto, 2019. Sebagaimana diamanatkan oleh Unilever Global Pusat Unilever, Unilever Indonesia memfokuskan untuk meminimalisir dampak pada limbah industri pada tujuh parameter lingkungan utama yaitu 1. Emisi Karbon Dioksida CO₂ untuk laporan gas rumah kaca, 2. Chemical Oxygen Demand COD 3. Konsumsi energi 4. Emisi Sox 5. Limbah Beracun Berbahaya 6. Limbah tidak Beracun dan Berbahaya, dan 7. Konsumsi Air Upaya yang sedang dikembangkan pihak Unilever Indonesia terbaru adalah pengadaan Refill Station yang bertujuan untuk pengisian ulang produk Unilever seperti brand Rinso, Molto, Sunlight, Superpell, Lifebuoy, Clear, Dove, Sunsilk, TRESemmé, Love Beauty and Planet, dan Bango. Pada tanggal 25 Februari 2020, Unilever telah menghadirkan Refill Station pertama di Bintaro, Tanggerang. kehadiran Refill Station ini merupakan salah satu contoh penerapan konsep ekonomi sirkular circular economy yang selama ini dijalankan oleh Unilever Indonesia, yakni mengedepankan pentingnya unsur penggunaan kembali dan daur ulang, serta mereduksi penggunaan plastik Unilever Indonesia, 2020. Upaya Unilever tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia wujudkan Indonesia Bebas Polusi Plastik pada Tahun 2004, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model bisnis baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kehadiran Refill Station ini, sebagai bentuk nyata dari komitmen perseroan untuk menjalankan SDGs dan menjadi bagian dari solusi atas permasalahan sampah plastik. Berikut bentuk dari Refill Station yang ada di Saruga Package-free Shopping Store, Bintaro Unilever Indonesia, 2020 Gambar Refill Station Produk Unilever Indonesia Pemanfaatan Energi menggunakan Biomassa Upaya yang telah dilakukan Unilever untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca GRK sudah cukup banyak seperti, Pemasangan Panel Surya yang terpasang di pabrik maupun di kantor. Pemanas surya juga telah dipasang untuk memasok air panas ke proses produksi. Di Pabrik area Rungkut, pemasangan panel surya dapat menghemat energi 6,7 GJ per hari. Bentuk upaya lain untuk mengurangi konsumensi energi termasuk 1. Pemasangan motor efisiensi tinggi di jalur pengemasan 2. Pemasangan pemanas beban otomatis 3. Pengurangan kebocoran udara terkompresi dan peningkatan kinerja kompresor udara 4. Peningkatan kinerja HVAC 5. Pemasangan blowdown otomatis dan kontrol TDS untuk boiler 6. Pemasangan inverter untuk pompa transfer 7. Pemasangan Ozone treatment 8. Penggantian steam trap Berikut ini pencapaian penurunan energi yang dihasilkan sejak tahun 2008 menurut laporan kinerja lingkungan tahunan Grafik Penurunan Energi dan Emisi CO2 Unilever Indonesia tahun 2008- 2018 Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Pengurangan konsumsi energi memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi GRK. Ini menunjukkan bahwa intensitas energi dan emisi CO2 telah menurun secara konsisten sejak 2008. Selain itu, karena harga energi dari gas alam terus meningkat, pada tahun 2017 energi berbiaya rendah termasuk batubara, biomassa, berbasis kayu dan etanol telah dilakukan penilaian. Sejalan dengan program Unilever USLP, cangkang inti sawit dipilih untuk pemanfaatan biomassa karena alasan berikut ini 1. Ketersediaan teknologi terbaru untuk biomassa di pabrik Unilever lain di seluruh dunia 2. Ketersediaan dan kontinuitas bahan baku cangkang sawit di Indonesia, khususnya dari Sumatera dan Kalimantan. 3. Hanya membutuhkan area kecil 4. Harga tetap bahan baku selama 5 tahun, memastikan pasokan ketika inflasi meningkat. Pemanfaatan biomassa adalah pemanfaatan dari bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan Arhamsyah, 2010. Biomassa adalah satu-satunya sumber karbon yang mengandung energi alami lainnya yang jumlahnya cukup besar untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar, 2015. Pemanfaatan energi biomassa terbukti telah memberikan penghematan energi dan nol emisi CO2 dengan mengurangi tagihan energi sebesar 40%. Penerapan teknologi konversi biomaasa yang dilakukan unilever adalah Gasfikasi. Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah material baik cair maupun gas dengan menggunakan temperatur tinggi Rohman, 2009. Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang bersih dan efisien dari pada pembakaran secara langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida. Gas hasil dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau reaktor pembakaran. Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstrak menjadi methanol Pambudi, 2008 Arhamsyah, 2010. Gambar Proses Gasfikasi Biomassa Berdasarkan gambar diatas, berikut ini adalah proses gasfikasi biomassa Ruaha Energy, 2016 1. Fuel In Feed Limbah kayu, tanaman, atau biomassa lainnya dimuat ke dalam nampan bahan bakar dan dikirim ke nampan pengukur di dekat gasifier. 2. Gasifier Bahan bakar diproses secara bertahap termasuk pengeringan, pirolisis, dan gasifikasi. Biomassa diubah menjadi “synthetic gas” yang dapat digunakan untuk menggantikan energi yang dihasilkan oleh gas alam. 3. Oxidizer Syngas dikirim ke oksidator di mana ia dibakar dengan gas buang yang dihasilkan diarahkan melalui boiler. 4. Boiler Boiler menghasilkan air panas, uap, minyak panas, atau udara panas tergantung pada persyaratan sistem. Dalam sistem tertentu, turbin tekanan balik dapat ditambahkan untuk menghasilkan listrik. 5. ESP / electrostatic precipitator Setelah keluar dari boiler, gas buang dibersihkan dalam precipitator elektrostatik untuk menghilangkan hingga 98% dari partikel. Menurut Sulaiman 2009 gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah dari hasil kayu. Kelebihan gasifikasi adalah gas lebih mudah dinyalakan, menimbulkan emisi lebih sedikit, nyala lebih mudah dikontrol dan untuk kebutuhan panas dan power/tenaga Pang,2008 Arhamsyah, 2010. Rekayasa dalam penggunaan air Program dalam memanfaatkan penggunaan air yaitu glycerine carry over yang berada di pabrik produksi Rungkut. Program ini mengurangi 100 kg organik dalam bentuk Chemical Oxygen Demand COD pada tahun 2018. COD merupakan salah satu indikator pencemaran air secara kimia Lumaela, 2013. COD adalah jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, dan lebih banyak digunakan sebagai parameter untuk mengetahui banyaknya bahan organik dalam suatu sistem. Jika nilai COD tinggi maka dapat diidentifikasikan kinerja mikroorganisme pengurai di dalam sistem belum efektif Susanthi, 2018. Sejak tahun 2016, Unilever telah berhasil mengurangi 700 kg COD sehingga dapat mengurangi beban polusi air. Dan telah menghemat Rp 54 Juta/ tahun untuk biaya pengolahan air limbah berikut grafiknya Gambar Penggunaan Ai di Unilever Indonesia 208-2018 Gambar Penurunan COD di Unilever 2008-2018 Selain itu, upaya berikut juga dilakukan untuk mengurangi konsumsi air dalam produksi PT Unilever Indonesia, 2018 1. Penggunaan kembali air dari proses clean-in-place CIP, 2. Peningkatan Ph pada instalasi pengolahan air limbah 3. Peningkatan gliserin mentah dan penurunan carry over 4. Perubahan rencana pemrosesan 5. Pengendalian blowdown secara otomatis dan Total Dissolved Solids TDS untuk boiler 6. Ozone treatment untuk menghilangkan lumpur limbah industri Pengurangan pada Limbah B3 dan Non B3 Unilever Indonesia dalam mengelola limbah berbahaya dan tidak berbahaya menggunakan pendekatan full life cycle atau pendekatannya adalah mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan menghilangkan. Berikut ini upaya dalam penurunan limbah B3 dan Non B3 PT Unilever Indonesia, 2018 1. Penurunan Limbah B3 a. Pergantian bahan kimia pengolahan air limbah b. Mendaur ulang limbah laboratorium c. Optimalisasi beltpress untuk mengurangi kadar air lumpur d. CT sludge natural drying untuk pegeringan lumpur alami e. Mengurangi glycerine carry over f. Penggunaan minyak pelumas sesuai umurnya g. Optimalisasi sudut scrapper untuk mengurangi limbah h. Mengolah kembali pasta gigi, debu sabun halus dan sabun 2. Penurunan Limbah Non B3 a. Mengembalikan kemasan ke pemasok b. Memisahkan limbah dengan cara yang lebih konsisten untuk mengoptimalkan pemanfaatannya c. Meningkatkan kerja sama dengan pemasok untuk mengurangi limbah menggunakan pendekatan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang d. Mendaur ulang sampah kebun dan pekarangan menjadi kompos e. Zero waste canteen. Unilever membuat perjanjian dengan penyedia kantin untuk mengimplementasikan program zero to landfill Grafik Total Limbah yang dihasilkan Unilever Indonesia Grafik Total Limbah Daur Ulang Unilever Indonesia Berdasarkan grafik diatas terdapat penurunan total limbah yang signifikan dari tahun 2010 sebesar 39,40 kg/ton sampai pada tahun 2018 penurunan sebesar 26,05 kg/ton. Penurunan sebesar 13,35 kg/ton merupakan hasil yang cukup baik bagi perusahaan besar seperti Unilever. Upaya terus dilakukan dalam mengurangi limbah tersebut, namun untuk menghilangkan adanya limbah B3 atau pun Non B3 untuk saat ini masih sulit diterapkan khusunya industri yang menggunakan bahan kimiawi dalam produksinya. Limbah daur ulang saat ini juga menjadi salah satu tujuan untuk memnimalisir limbah yang dihasilkan, salah satu contoh kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat adalah program Bank Sampah yang bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup KLHK. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat bank sampah di Indonesia, bank sampah diantaranya didukung oleh Unilever. Ini menunjukkan tingkat kepedulian kami terhadap pengembangan bank sampah di Indonesia. Program bank sampah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk secara mandiri mengumpulkan, memisahkan, dan mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi tabungan PT Unilever Indonesia, 2018. Pada tahun 2018, Unilever mencoba memulai pendekatan baru dengan melibatkan sekolah untuk secara aktif berpartisipasi dalam mendirikan bank sampah. Para guru dan siswa sekolah didorong untuk menjadi anggota bank sampah. Pendekatan ini menghasilkan pertumbuhan anggota bank sampah yang signifikan 24,76%. Sepanjang tahun ini, Unilever juga telah mengimplementasikan program ini di lebih banyak kota dengan menjangkau 37 kota di 12 provinsi di seluruh Indonesia PT Unilever Indonesia, 2018. Program ini dinilai cukup efektif untuk membantu Unilever dalam menggunakan Teknologi CreaSolv. Karena salah satu masalah pengolahan sampah plastik adalah kesadaran masyarakat dalam memisahkan sampah organik dan non organik, sehingga bank sampah ini di harapkan dapat membantu mengumpulkan sampah yang dihaslkan Unilever untuk dilakukan pengolahannya. BAB III KESIMPULAN Pada era globalisasi ini semakin banyak industri yang bermunculan. Industri tersebut disamping memenuhi segala kebutuhan hidup manusia juga memberikan dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan. Seiring dengan bertambahnya industri, tak sedikit pula yang mulai memperhatikan isu pencemaran lingkungan. Salah satu dampak dari aktivitas industri tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Limbah tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses dari hulu ke hilir yaitu proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen. Limbah dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas supply chain merupakan sumber utama masalah pencemaran lingkungan diantaranya pemanasan global dan hujan asam Bloemhof-Ruward,1995. PT Unilever Indonesia merupakan industri multinasional yang aktif dalam mengejar tujuan pembangunan berkelanjutan untuk pencapaian tahun 2030. Untuk itu berbagai inisiatif kegiatan dilakukan untuk dapat mengaplikasikan tujuan tersebut, salah satunya dengan berbagai rekayasa lingkungan untuk pengelolaan limbah di area industri. Dan dengan tujuan keberlanjutan ini, Unilever dapat mengubah cara bisnis menjadi Industri Hijau. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaann indstri Unilever Indonesia telah menerapkan pilar-pilar 1. Pilar 6, Air Bersih dan Kebersihan Kesehatan dan Kebersihan, Pemakaian Air 2. Pilar 7, Energi yang terjangkau dan Bersih Upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca GRK 3. Pilar 9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur GRK, Pemakaian Air, Limbah dan Kemasan 4. Pilar 11, Kota dan Masyarakat yang Berkelanjutan Kesehatan dan Kebersihan, Limbah dan Kemasan 5. Pilar 12, Konsumsi dan Produk yang Bertanggung Jawab GRK, Pemakaian Air, Limbah dan Kemasan 6. Pilar 13, Aksi Iklim GRK, Pemakaian Air, Perolehan Bahan Baku yang Berkelanjutan 7. Pilar 14, Kehidupan dalam Air Limbah dan Kemasan 8. Pilar 15, Kehidupan di Darat Perolehan Bahan Baku yang Berkelanjutan, Bank Sampah dan Teknologi CreaSolv 9. Pilar 17, Kemitraan disetiap Tujuan Seluruh Pilar Unilever Sustainable Living Plan USLP Dari penerapan pilar-pilar diatas membuktikan bahwa Unilever bertanggunng jawab dengan memperdulikan kegiatan yang ada di lingkungan industri dengan menjalankan beberapa rekayasa lingkungan, yaitu dengan menggunakan teknik-teknik berupa teknologi dan non teknologi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat dari kegiatan produksi sampai pada kegiatan konsumen. Dengan meningkatnya perkembangan teknologi, Unilever berharap dapat menemukan teknologi yang dapat mendorong industri ini menjadi Industri yang Suistainable and Zero Waste to Nature. Daftar Pustaka Arhamsyah. 2010. Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan 42-48. Dr. Ir. Fatah Sulaiman, M. 2016. Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Berkelanjutan. Serang Untirta Press. Dwianto, M. D. 2019, Juli 31. Unilever Investasi Rp 156 Miliar Dirikan Pabrik Daur Ulang. R. Wulandhari, Interviewer Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. 2014. Perindustrian . Bandung Fokusmedia. Jacqueline P. v. 1995. Interactions Between Operational and Environmental Management. European Journal of Operational Research. 85 2 , 229-243. Lumaela, A. K. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression . JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, Ninita. 2016. Sistem Pengolahan Limbah PT Unilever Indonesia. Universitas Gunadarma. Novrian, D. 2020, Februari 21. Pengelolaan Limbah di Unilever Cikarang. Murni, Interviewer PT Unilever Indonesia. 2018. Transformasi Untuk Masa Depan Berkelanjutan. Tanggerang PT Unilever Tbk. Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy . International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET , Susanthi, D. 2018. Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL Komunal di Kota Bogor . Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol 19 No 2, 233. The Fraunhofer IVV. 2020, Februari 23. Recycling plastics - The CreaSolv Process. Retrieved Februari 23, 2020, from The Fraunhofer IVV Valavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste . SCIENTIFIC REVIEWS . Lampiran Jurnal Internasional 1. Jacqueline P. v. 1995. Interactions Between Operational and Environmental Management. European Journal of Operational Research. 85 2 , 229-243 Abstract Economic growth is frequently considered to be in conflict with sustainable development and environmental quality. Therefore, a decision maker needs to know how to deal with the environmental issues that come around. This article aims to inform Operational Researchers of the possibilities of incorporating environmental issues when analyzing industrial supply chains and to inform environmental scientists more generally of the value of using OR models and techniques in environmental research. 2. Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy . International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET , Abstract This paper discusses biomass as a renewable energy source. The paper defines the resources as well as the ways biomass energy is converted into electricity, technologies involved in extracting power from biomass as well as the advantages and the disadvantages of using of biomass as a source of energy. The paper also reviews a few biomass projects in the INDIA, STATES OF IT and some other parts of world and discusses the future of biomass. 3. Valavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste . SCIENTIFIC REVIEWS. Abstract Circular Economy CE is a concept that would turn goods at the end of their service life into resources for others, closing loops in industrial ecosystems, minimizing waste and following sustainable methods. A report of the European Commission in 2014 estimated that with a Circular Economy type transitions in the EU countries can create 600 billion euros annual economic gains for the EU manufacturing sector. Even China after many years of rapid economic growth adopted the Circular Economy concept in the last two „Five Year Plans‟ drawn up by the Chinese government. China understands that is imperative to change course in the use of raw materials, energy sources and industrial processes which produce excessive waste. Circular Economy is connected with sustainable development. It is a system of resources utilization where reduction, reuse and recycling of materials prevails, cutting down waste to a minimum and with the use of biodegratable products recycle the rejected products back to the environment. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this of domestic wastewater treatment in Bogor City is by using communal WWTP Wastewater Treatment Plant system. The communal WWTP treats domestic wastewater with an anaerobic baffled reactor configuration ABR. This study aims to determine the effluent quality of communal WWTP so that it can be used as reference for related institutions in managing communal WWTP. The effluent from 3 communal WWTPs namely KSM Amanah, Rosella, and Cipendek Indah measured the content of TSS, COD, oil and grease, ammonia, and total coliform. The secondary data of effluent from 40 communal WWTP were obtained from Environment Agency of Bogor City. The result of the effluent analysis is compared with the Minister of Environment and Forestry Regulation No. on the Quality Standard of Domestic Wastewater. The study showed that the total coliform parameter did not meet the quality standard in 3 communal WWTP locations, COD exceeded the quality standard in KSM Rosella and Cipendek Indah, and TSS above the quality standard in KSM Cipendek Indah. The communal WWTP in Bogor city has not been effective in reducing the pollutant content in domestic wastewater especially BOD and total coliform. The communal WWTP management needs to be improved in order for better domestic waste, communal WWTP, effluent, quality standard, bogor cityABSTRAKSalah satu pengolahan air limbah domestik di Kota Bogor yaitu menggunakan sistem IPAL komunal. IPAL komunal mengolah air limbah domestik dengan konfigurasi anaerobic baffled reactor ABR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas efluen IPAL komunal di Kota Bogor sehingga dapat dijadikan acuan bagi instansi terkait dalam mengelola IPAL komunal. Efluen dari 3 IPAL komunal yaitu KSM Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah diukur kandungan TSS, COD, minyak lemak, amonia, dan total coliform. Data sekunder efluen dari 40 IPAL komunal diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Hasil analisis efluen tersebut dibandingkan dengan baku mutu PermenLHK No. tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Penelitian menunjukkan bahwa parameter total coliform tidak memenuhi baku mutu di 3 lokasi IPAL komunal yang diteliti, COD melebihi baku mutu di KSM Rosella dan Cipendek Indah, serta TSS diatas baku mutu teridentifikasi di KSM Cipendek Indah. IPAL komunal di Kota Bogor belum efektif dalam menurunkan kandungan polutan dalam air limbah domestik terutama BOD dan total coliform. Pengelolaan IPAL komunal perlu ditingkatkan agar kualitas efluen yang dihasilkan lebih baik. Kata kunci limbah domestik, IPAL komunal, efluen, baku mutu, kota bogorEconomic growth is frequently considered to be in conflict with sustainable development and environmental quality. Therefore, a decision maker needs to know how to deal with the environmental issues that come around. This article aims to inform Operational Researchers of the possibilities of incorporating environmental issues when analyzing industrial supply chains and to inform environmental scientists more generally of the value of using OR models and techniques in environmental Pengelolaan Kawasan Industri BerkelanjutanDrIrM Fatah SulaimanDr. Ir. Fatah Sulaiman, M. 2016. Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Berkelanjutan. Serang Untirta Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted RegressionA K LumaelaLumaela, A. K. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, Pengolahan Limbah PT Unilever IndonesiaNinitaNinita. 2016. Sistem Pengolahan Limbah PT Unilever Indonesia. Universitas Limbah di Unilever CikarangD NovrianNovrian, D. 2020, Februari 21. Pengelolaan Limbah di Unilever Cikarang. Murni, InterviewerBiomass as Renewable EnergySharukh KhanVivek PaliwalVijay Vikrant Vikram PandeyKumarSharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy. International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET, plastics -The CreaSolv ProcessThe Fraunhofer IVV. 2020, Februari 23. Recycling plastics -The CreaSolv Process. Retrieved Februari 23, 2020, from The Fraunhofer IVV goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing wasteA ValavanidisValavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste. SCIENTIFIC REVIEWS. 0% found this document useful 0 votes87 views11 pagesOriginal TitleBab II Wirausaha Rekayasa Konversi © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes87 views11 pagesBab II Wirausaha Rekayasa Konversi EnergiOriginal TitleBab II Wirausaha Rekayasa Konversi to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 SMA / MA / SMK Prakarya Tahapan Perencanaan Usaha Bidang Konversi Energi Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 SMA / MA / SMK Prakarya Makalah Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi ⋆ DOC PDF ⋆ Download Contoh Makalah Lengkap Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 SMA / MA / SMK Prakarya SMA Islam Hang Tuah Batam - Gilang Taufik Akbar, KWU memahami proses perencanaan usaha bidang konversi energi meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran. Tugas mengisi uji kompetensi Sebutkan Sumber Daya Usaha Produk Rekayasa Bidang Konversi Energi - Coba Sebutkan Menuju Old Traford PDF Perencanaan Usaha 2 ICT Learning Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Prakarya Kelompok 1 PDF Perencanaan Usaha 2 ICT Learning Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 SMA / MA / SMK Prakarya Sebutkan Sumber Daya Usaha Produk Rekayasa Bidang Konversi Energi - Coba Sebutkan Potensi Produk Bidang Konversi Energi di Daerah Prakarya dan Kewirausahaan - PDF Download Gratis Menuju Old Traford PDF Perencanaan Usaha 2 ICT Learning Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Perencanaan Usaha 2 ICT Learning Makalah Wirausaha Di Bidang Rekayasa PDF Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Perencanaan Usaha 2 ICT Learning Perencanaan Usaha Bidang Konversi Energi - Perencanaan Usaha 2 ICT Learning MATERI PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN KELAS XI TENTANG WIRAUSAHA REKAYASA BIDANG KONVERSI ENERGI - YouTube Kelas_11_SMA_Prakarya_dan_Kewirausahaan_S2_Siswa_2017 DOC MAKALAH PRA Amazinglass Yoon - Kelas-11-Revisi-2017-SMA-Prakarya_dan_Kewirausahaan-S2 Pages 101 - 150 - Flip PDF Download FlipHTML5 PKWU Rekayasa - Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi Energi PDF Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Sistem Produksi Peralatan Konversi Energi Aneka Produk Konversi Energi dan Manfaat Konversi Energi Bagaimana Tahapan Pemasaran Untuk Sebuah Usaha Di Bidang Konversi Energi - Seputar Usaha Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 11 Semester 2 - YouTube Sistem Produksi Peralatan Konversi Energi - Kelas XI ICT Learning Page 4 Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Prakarya dan Kewirausahaan - PDF Download Gratis Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek tugas prakarya mandiri.docx - Nama Rizqo Mazida No Absen 29 Kelas XI Bahasa Tugas 2mandiri Sistem Produksi Usaha Bidang Konversi Energi Lima aneka Course Hero Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 SMA / MA / SMK Prakarya BIOMASSA BAHAN BAKU DAN TEKNOLOGI KONVERSI UNTUK ENERGI TERBARUKAN by Syukri Muhammad Nur - issuu Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Prakarya dan Kewirausahaan - PDF Free Download Kelas-12-Revisi-2018-SMA-Prakarya-dan-Kewirausahaan Pages 51 - 100 - Flip PDF Download FlipHTML5 Administrasi Dan Pemasaran Bidang Konversi Energi 2021 Kelas XI ICT Learning Page 4 Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI – Keltian Konversi dan Konservasi Energi Kelas-11-Revisi-2017-SMA-Prakarya_dan_Kewirausahaan-S2 Pages 101 - 150 - Flip PDF Download FlipHTML5 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Prakarya dan Kewirausahaan - PDF Free Download PDF MAKALAH PRAKARYA USAHA PERALATAN SISTEM TEKNIK Rauda Nevilia - MAKALAH WIRAUSAHA KONVERSI ENERGI AIR DAN PANAS BUMI - Sebutkan Sumber Daya Usaha Produk Rekayasa Bidang Konversi Energi - Coba Sebutkan Administrasi Dan Pemasaran Bidang Konversi Energi 2021 Punya yang terbaek - TUGAS PRAKARYA Tania Marsha Danisa Bab 1 Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Ruang 1 Dibawah ini yang Course Hero Materi Rekayasa Konversi Energi Listrik - YouTube pkwu xi-Flip eBook Pages 251 - 300 AnyFlip AnyFlip Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Kewirausahaan Produk Rekayasa Prakarya dan Kewirausahaan Sebutkan sumber daya dalam usaha produk rekayasa​ - Kelas-12-Revisi-2018-SMA-Prakarya-dan-Kewirausahaan Pages 51 - 100 - Flip PDF Download FlipHTML5 Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami VIDEO BAHAN AJAR REKAYASA KONVERSI ENERGI - YouTube PKWU Rekayasa - Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi Energi PDF Perencanaan Usaha Bidang Konversi Energi - Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Kelas XI ICT Learning Page 3 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LKIP Top PDF Otomotif Daya dan Konversi Energi 4 Tahun - DAFTAR ISI - fti. bidang peminatan konversi energi ini, setelah lulus nanti diharapkan dapat menguasai - [PDF Document] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 - Free Download PDF Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Suara Kresek Profil Prodi Manajemen Rekayasa – S1 MANAJEMEN REKAYASA Permendikbud tahun2016 nomor024_lampiran_49 prakarya sma PKWU Rekayasa - Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi Energi PDF Prakarya dan Kewirausahaan XI Kelas XI ICT Learning Page 3 Konversi Energi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP Kelas-11-Revisi-2017-SMA-Prakarya_dan_Kewirausahaan-S2 Pages 101 - 150 - Flip PDF Download FlipHTML5 Sebutkan tahap-tahap perencanaan usaha bidang konversi energi - Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 33, Tambahan Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami Prakarya dan Kewirausahaan XI Konversi Energi Perencanaan Usaha Bidang Konversi Energi - Sistem Produksi Peralatan Konversi Energi PKWU Rekayasa - Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi Energi PDF Apa Saja Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Produk Rekayasa Konversi Energi – Kami deskripsikan satu produk rekayasa bidang konversi energi - New Page 1